Sunday 9 September 2018

Laki-laki Tanpa Suara

Kamu hampir tidak pernah tertuang dalam ceritaku
Terabaikan begitu saja pada lakon lawas masa laluku
Yang biasa kamu lakukan cuma berdiam diri, menerima semua sakitmu sendiri
Memang untuk mengekspresikan perasaan bagimu tidak perlu dengan hal yang biasa saja
Kamu cukup diam, agar aku mengintrepetasikan rasamu suatu saat nanti
Kamu, lakon dekat yang tidak pernah dipandang
Tetapi di balik hingar bingar dunia, kamu berjuang
Kamu mengatur strategi perang
Sampai-sampai aku berpikir bisa jadi kamu yang akan menang

Aku begitu kangen sama si Dilan, sampai-sampai malam ini aku membaca buku sastrawan
Sebut saja Pram atau Kahlil Gibran
Bahasanya begitu menawan
Mataku tertuju pada satu sajak Gibran
Ia menggambarkan Si Gadis Pujaan dengan bahasa yang begitu surgawi
Dia sedang jatuh cinta, kuyakin itu
Bahasanya tidak bisa divisualisasikan oleh orang manapun
Ia tidak mendeskripsikan cinta dengan kata sederhana
Kupikir itu namanya usaha yang berada di taraf tertinggi
Menghargai Sang Gadis Cantik dengan buaian setinggi nirwana

Ingin kulakukan yang demikian kepadamu...

Kamu begitu tabah, sedikit rasa benci
Yang pernah kamu bilang, "Apapunlah yang bikin kamu happy, nanti aku ikutan."
Memang bukan sifatmu untuk terus berkata manis
Kamu bilang takut aku overdosis
Aku pernah bilang kepadamu, "Aku perlu bukti kamu cinta aku."
Katamu, "Dengan apa?"
Jawabku, "Dengan kata-kata."
Kamu menyangkal, "Ah nggak perlu, buat apa? Kamu sudah tahu."

Kamu bukan cowok seperti Dilan, yang mampu membiusku dengan keanehannya memandang bumi
Bagimu seluruh semesta hanyalah partitur yang membosankan
Satu-satunya cara untuk menghadapinya hanyalah dengan ketenangan
Nantinya itu semua menghasilkan kedamaian

Aku menghela napas berat, mengerang ringan
Jika begitu caramu memandang dunia ini, tentu kita sangat berseberangan
Bagiku membayangkan sesuatu yang nyaris tidak mungkin justru mengasyikan
Gajah tidak bisa terbang, tapi bisa saja dengan berbagai kemungkinan
Kalau dia pergi dengan pesawat, tetap saja namanya terbang
Kamu tertawa saja, bagimu itu guyonan
Kuanggap kamu sedang melontarkan satire kepadaku

Bagimu dunia perlu dipandang dengan skeptis, jangan terlalu dibuat-buat
Karena yang teoritis lebih aman
Aku tidak setuju, kamu hanya kurang imajinasi

Ahh... mungkin itu sebabnya kamu bilang membutuhkan aku

Aku masih menimbang-nimbang, seharusnya seperti apa aku menyikapimu
Hidupmu serba macho dan dingin
Bagimu "Grow old with you" adalah tagline sepanjang masa
Ingin kubantah saja dengan "Stay young with you" agar kamu sadar

Kamu berbeda
Kamu selalu memaksa aku untuk terus bertanya
Dengan keterusteranganmu kamu berkata, "Kamu terus mengganggu dengan banyak pertanyaan yang bikin pusing kepala."

 Alasanmu untuk tertarik kepada orang seperti aku tidak pernah terjawab puas olehmu
Aku memilih untuk masa bodoh saja

Sampaikah hatiku bila suatu saat berkata, "Kamu jangan pergi dulu, tunggu."
Bagaimana jawabanmu? (aku akan terus bertanya.)


0 comments:

Post a Comment

 
Catatan Lebay Seorang Dugong Blogger Template by Ipietoon Blogger Template