Monday 2 October 2017

kamu dan egonya

Malam ini hujan tak mau mampir lagi
Jadi tanpa suara ketikanmu, kesepian itu terasa
Dengan angkuhnya kamu bilang teman bukan segalanya
Maukah kamu berkata sedang menyesal?

Kamu menggeleng lemah

Kamu terhenti membaca Shakespeare
Tersenyum ditemani remang lilin berwarna kuning
Baunya usang, seperti jiwamu yang kerontang
Kamu mendecak heran meminta Sang Sastrawan mengajari kehidupan
Bukankah kamu sendiri yang meminta pergi?

Kamu diam saja

Jika diberi satu kesempatan lagi, maukah kamu berhenti?
Kamu menimbang-nimbang tawaran
Wah, bahkan egomu saja masih besar

 Tak bisakah kamu berhenti berlebihan?
Lihat saja dirimu yang luka ditahan-tahan
Sesenggukan sendirian, mati perlahan-lahan

Kamu berlari meminta hujan
Katamu agar rintiknya menyamarkan tangis di sela mata

Sudah kapokkah dengan drama cengengmu meminta kesetiaan?
Kamu meringkuk dengan gemuruh meminta diam
Ah sudahlah, dasar keras kepala!

Tiba-tiba kamu bangun begitu saja
Tanpa diketahui siapa-siapa kamu mengetik sedikit kata maaf bagi beberapa dari mereka
Melihatnya saja sudah sangat menggelikan
Aih, kamu seperti anak kecil
Menjerit minta makan, diberi suap menggeleng lebar
Kini kamu kelaparan, seperti maling lalu mencuri kesempatan

Hei, kamu memang kesepian bukan?



"Tidak.", Kamu menjawab datar

 
Catatan Lebay Seorang Dugong Blogger Template by Ipietoon Blogger Template