Saturday 16 April 2022

Embraces me!

 Embrace....


Pada malam ramadhan ke-14 hari ini, gue entah kenapa pengen banget ngegalau di sini sambil dengerin lagu 'Embrace' dari Yoon Hyun Sang.

Yeah, this anxiety feeling embraces me. Btw, lagu ini enak buat didengerin, especially for people like me, who really is into ballad k-drama song.

Apa kabar Dugong?

Well, i'm fine. It's a very good time for me to do anything i want, with this knowledge, work place, position, financial, my freedom, my own condition, everything..


Tapi kenapa? Kenapa gue merasa hampa banget? Kayak ada sesuatu yang mungkin di lubuk hati sana pengen banget dicapai, atau diselesaikan, atau disentil, sesuatu yang kosong. I have no idea.

What's wrong Dugong?


I know, perjalanan menjadi dewasa, even baru beberapa tahun napaknya, ternyata emang berat kan? Ternyata emang ga semudah atau sebebas yang dipikir dulu.

And you know, me as a feeling person, entah kenapa ngerasa pilu banget hari ini. I try my best to do anything good today. Beberes meja belajar, kamar, semprot wewangian udah kek kemenyan, ngecek portofolio saham, ngecek essential oil yang ternyata varian flu udah abis, everything... 

Rasanya malam ini pengen terjaga, entah dengan pemikiran apa. Gue cuma pengen dengerin lagu 'Embrace' berulang-ulang. Meresapi entah apa arti liriknya, meresapi kesenduannya, dan suasana malam ini yang tenang banget.


Kapan lu nangis buat diri lu, Dugong?

Lupa.

Meskipun keliatan rame di luar, gue dididik sama bapak yang tampak kurang empati dan jarang punya ekspresi. gue besar sama ibu yang berusaha jadi ibu yang baik, tapi juga strict at the same time, memperlakukan gue sebagai "anak pertama yang harus kuat dan gaboleh nangis."


Dan milestone usia 20-an ini, membuat gue sadar, gue pun tumbuh jadi orang yang nirempati, cuma ramah di luar, tp yah seperti film-film, rapuh dan dingin di dalam. Cuma buku diary atau blog yang jadi pelarian. Ada sebagian dari diri gue yang menghibur diri dengan tertawa sekeras mungkin, bikin orang ketawa, dan sebagian lainnya cuma meringkuk di sofa, seolah menunggu seseorang mampu meredam marah dan sedih gue tanpa kata-kata.

Blog ini memang menjadi membosankan sejak berdirinya gue di usia yang uzur. Kehilangan sense humor, lebih penyendiri, berusaha menyenangkan semua orang, berlaku kurang adil sama diri sendiri, dan begitulah.


Kalau pas jaman remaja, gue sering dinilai sebagai anak abege yang ga takut apapun, unplanned, semua dibawa haha hihi, sekarang gue beda. Orang sekitar akhir-akhir ini  bilang ke gue dengan gambaran yang opposite banget,

"Lu kerja sampe kayak gini biar apa?"

"U okay, Pul?"

"Lu terlalu keras sama diri sendiri."

"Adik-adik lu dah gede, pikirin dulu aja diri elu."


Blog ini memang bener-bener jadi sampah sekarang. Sampah untuk siapapun yang masih ingin mampir, membaca, atau memastikan kabar Dugong terkini.

Blog ini udah dewasa, semakin dewasa dengan segala permasalahan yang ada

Entah masalah yang dibuat, diciptakan, atau memang ada...


Blog ini telah melalui banyak hal, menjadi saksi atas segala hal.

Blog ini saksi bisu dan sejarah gue bertumbuh.

Blog ini harapan gue, doa, tangis, bahagia, kemarahan, jatuh cinta, patah hati, kekecewaan, dan apapun perasaan yang mungkin enggak tersampaikan secara spesifik, selain dalam untaian kata.


Dan... blog ini tidak akan pernah berhenti berjuang, mendengarkan dengan setia si empunya.

Meski Dugong telah bertransformasi..


Gue ingin tutup tulisan ini dengan perubahan mood yang lebih happy. Sambil dengerin "With" dari k-drama terbaru, "Twenty Five Twenty One".


Apa kabar?

Baik.

Domisili?

Masih di rumah, gue kerja semua WFH.

Kerja di mana?

Gue kerja di dua tempat, satu content writer dan internship coordinator di kantor M***ill dan Community Editor di GN**.

Kerja dua, kok bisa? Bagi Waktunya gimana?

Bisa, gue butuh cuan biar stabil. Dont ask me how to do, gue jg bingung bisa kuat dari mana.

Kegiatan yang berguna?

Well, gue berusaha bikin konten yang isinya poems gitu di tiktok, meskipun lagi mandeg. Kemarin ditawari temen jadi penulis skrip buat YouTube dia.

Hobi baru?

Belajar investasi hahaha. Gue mulai main saham, reksa dana, sama investasi emas, diajarin sepupu, temen, medsos.

Nikah?

Belum tahu, masih orientasi karier.

Single?

I am single, but my heart is into someone now (Cha Eun Woo, Hyun Bin, Song Joong Ki, u can count them too!)

Target tahun ini?

Langsing (again?), tabungan dengan nominal tertentu, move out from home to be independent.

Target terdekat?

Beli hape baru hahahaha!

Sunday 13 February 2022

MY NEW JOURNEY!

2022... Tahun baru ini udah berjalan selama lebih kurang 45 hari sejak terompet malam itu dibunyikan.

Gue seperti biasa, duduk di atas meja makan yang belakangan sering alih fungsi jadi meja serbaguna, di tengah malam dan hujan deras yang menginspirasi, bersama hedset baru, keyboad baru, dan musik klasiknya Vivaldi edisi winter. Jangan ditanya persoalan sinyalnya, ngadat-ngadat sedap.

2022 ini banyak banget yang udah terjadi meski jalan baru maju beberapa tapak. Dimulai dari keinginan gue yang segera butuh pekerjaan (oemji iye, gue karyawan yg diefisiensi akibat koronces, kena koronces dua kali, kurang lengkap ape wkwkwk) dan entah.... menikah?

Oke, yang terakhir tadi gue skip sebentar, biar muter-muter dlu. 

Kemarin, gue baru aja dinyatakan lolos kerja di salah satu tempat yang kalo bisa dibilang, uzurnya food and beverages kota gue alias udh tua banget wkwk. of course as a copywriter! so, besok adalah hari pertama gue kembali bekerja.

baru-baru ini gue nyaris main melulu sama sobat gue, let's we call him as Mozart. we have a deep talk, like about many times together, and we decided to plan something big, i mean its REALLY BIG, kennot sure when because of the situation.

dari beberapa hal yang kita bicarain, gue menangkap banyak hal yang entah kenapa melegakan (oke musik gue udah ganti jadi lagunya chopin).

ngeliat banyak teman-teman di sekitar gue, di sekitar dia, udah marry, banyak punya anak, entah kenapa rasanya... antara lega, kosong, dan bersyukur.

me, as a woman, sempat ada di masa lelah sendiri dan okay, i wanna marry someone. tapi segera setelah percuanan lebih mendominasi hidup gue, perkara pendamping jadi agak tersampingkan. gue ngeliat temen-temen cewe gue, terutama yang masa lalunya ambis, kemudian menikah, 'terpaksa' dihadapkan situasi segera dikaruniai anak satu, kedua, dan seterusnya, and they say, "aku merasa payah karena belum puas achieved what i want, and now... i cant resign from being a mother, right?"

you know, it was like a bomb in my brain. dan pernyataan semacam inilah yang membuat gue kemudian mundur teratur dari keinginan menikah dan bahkan..... memiliki anak dalam waktu dekat.

of course... of course enggak semua teman gue demikian. banyak juga yang emang bahagia dengan apa yang sedang dia jalani sekarang. such as my friend resti, temen sekampus gue yang sebetulnya punya potensi gede buat kerja atau melakukan hal keren lainnya. even setelah menikah, dia sempet bisnis dan sukses, tetapi memilih off karena ingin jadi full time mother and she's  happy with that. im so proud of her.

but, yeah... i am picturing myself not being a housewife actually. having a career is my path that i am choosing since the first time i am thinking about.

bukan berarti gue mau bilang housewife itu in a  bad way, gue cuma merasa... what will i do to preparing myself before marriage life is happens?

gue tidak mau, bener-bener enggak mau suatu saat merasakan apa yang teman-teman gue rasakan, iri dengan pencapaian teman-temannya yang berkarier, while i am as mother and raising kids feel nothing. ini salah banget, kan?

how come raising kiddos become a mistake just because we postponed something that we expected we get in our past time?

tapi gue merasa paham, tahu situasi ini. seolah lu punya 10 to do list, baru 4 kecapai, dan lu harus berhenti fokus sejenak karena kehidupan baru.

gue enggak menyalahkan temen-temen gue ini, karena perasaan sedih, kecewa, hampa itu valid.

please... tell me if i am wrong.

ternyata, Mozart merasakan hal yang sama. He as a man, really afraid kalau gegabah ngambil keputusan taking someone as his wife, kemudian enggak bisa melakukan banyak hal atau enggak bisa menerima kebutuhan bersama.

no, it doesnt mean kami enggak percaya tuhan.. ini trully insecure as a human aja gitu.

entah kenapa... gue merasa untuk sekarang ini, gue telah berada di keputusan yang tepat. memilih berkelana untuk nyoba dan ngejar apapun yang gue usahakan, buy something for myself as a reward. and of course.... didampingi seseorang yang memahami jalan pemikiran gue dan bahkan satu frekuensi.

well, gue masih merasa single, meski mungkin... hati gue tidak lagi single.

gue merasa bebas dan punya banyak pembelajaran dari sana. biar kelak, gue bisa lebih bersiap diri.

bersyukur banget, impian gue untuk menjadi wanita berkarier diijabah. meski kerjaan klo lagi banyak bisa bikin gue berpikir mending jadi hero mobile legend aja..

nanti, bila waktunya tiba, ketika gue menikah, punya anak terutama... dan gue 'harus' off sebentar dari apa yang sedang gue usahakan, semoga gue tidak merasakan kehampaan, enggak merasa gara-gara siapapun gue jadi 'dikorbankan'.

no... gue enggak mau merasa gagal 'hanya' karena perasaan terkucilkan akibat diri gue sendiri.
 
Catatan Lebay Seorang Dugong Blogger Template by Ipietoon Blogger Template