Tuesday 30 March 2021

Boring

 Entah kenapa hari ini gue demotivation banget. Tanpa perihal apapun, tanpa tahu kenapa, dan enggak ada siapapun yang jadi penyebabnya. Pokoknya hari ini gue cuma mau diem aja, pengen sendiri, dan enggak mau ditanya apapun.

Padahal semalem gue barusan have fun sama Ines dan Nadicun, bisa ngakak dan ketawa sampai jam 10 malam. Kingkong putih gue sampai yang jagain kumpulan bapak Gojek saking bapak parkir udah balik ke rumahnya. Untung gue udah bayar duluan (biasanya dibelakangan kalo sama si bapak parkir karena dia udah kenal gue๐Ÿ˜‚). It was like our very last kumpul bareng before Ines will taken by someone in the next week, with a man who was our friend at the same school in junior high school.

Okey mungkin gue berpikir banyak hal, cuma berusaha gue tahan. Bukan takut masa depan gue mau dibawa kemana, jodoh gue siapa, gimana gue hidup berjalan (of course selain jadi duyung berenang)... it feels like... yah gue cuma pengen refleksi diri entah apapun itu.

Barusan temen kantor gue nanya kenapa hari ini gue kelihatan gloomy. Gue cuma jawab ngantuk karena kurang tidur. Untungnya muke palsu gue ketutupan masker kembang-kembang. Gue sipitin mata gue dikit udah kayak lagi senyum pas ngejawab, tentunya dengan sok-sokan hati tetap berbunga-bunga.

Woi Dugong, lu kenapa sih?๐Ÿ˜ข

Ya enggak tahu woi kenapaaaah. Pokoknya gue tiba-tiba feel so sad aja bambank! Mungkin banyak kenangan enggak enak yang membekas di gue dan sekarang lagi berusaha mengeluarkan ratjun sedihnya. Seharusnya sih salah ya, gue nggak boleh begini.

Btw, dompet gue juga lagi sedih euy. Pengeluaran gue banyak bats. Temen-temen gue satu persatu udah taken by someone or jadi emak. Temen gue si Fidi bilang, "Yaelah Gong, dari gue masih single sampai sekarang anak gue udah mau lahir, lu masih sendirian aja?"

Semprul bet emang sih ini๐Ÿ˜’๐Ÿ˜’๐Ÿ˜’

Hari ini langit juga sama cemberutnya sama wajah gue. Hujan gahabis dari semalem, bikin males mikir dan ngapa-ngapain. Kebetulan hari ini kerja gue juga ga banyak. SPV gue bilang minggu ini memang gue bisa sedikit menghela napas lega. 

Udah gitu aja, gue bingung mau bilang apa lagi

Thursday 25 March 2021

Dugong with her lyfe

Halo Dugongers!!! Apa kabar semuanya??


Beberapa kali sih gue emang kepikiran untuk nulis sesuatu, tapi urung perkara gue yang (sok) sibuk luar biasa dengan segala perdramaannya. Anyway sekarang gue tidak lagi pekerja WFH tetapi merambah ke dunia paralel lain yang sudah biasa dilakukan orang-orang a.k.a kerja kantoran HAHAHA!


Di penghujung banget tahun 2020, gue yang sudah sangat lelah bekerja dari rumah memutuskan apply kerja lagi yang akan membuat waktu Dugong lucu ini lebih produktif dan tertata rapi. Kayak udah kenyang banget gitu lho gue kerja kesana-sini, kadang dapet cuan bisa buat beli rumah sampai yang cuma dikadalin doang.


Gue, Dugong imut dan manis, butuh cuan yang jadi pemasukan tetap. Secara nih ya, hobi dalam dunia perskincare-an udah enggak bisa ditahan lagi. Emang bener kata temen gue dulu, "Bebs, sekali lu nyemplung diskincare, lu mustahil bakal pergi." Ini aja udah untung gue belum tertarik ke makeup, bisa lu bayangin dong betapa banyaknya lagi pengeluaran dalam hidup gue ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Dan disinilah gue, akhirnya officially menjadi orang kantoran, jeeng.. jeeeng..!!

Dimana? Yes, gue masih di kota tercinta. Kayaknya sampai detik ini takdir meminta gue tetap berlindung di balik ketiak emak. Cuma emak gue bilang kagapapa, entar begitu gue punya gandengan, gue bakal dilepasin ke Samudera Hindia sekalipun ๐Ÿ’ฆ

So, elu bakal menjalani hal yang membosankan lainnya dong, Gong? Yah, gue nggak tahu juga apakah ini masuk dalam kategori bored activity. Berangkat jam 8 pagi, pulang jam 5 sore, dengan profesi yang sama (content writer), dan malemnya gue masih kerja di kantor gue yang lama dengan jabatan yang lebih naik lagi, editor dan PIC internship. Begitulah hidup gue sekarang sih dan tentunya harus lebih disyukuri. Plus, wifi kantor kan kenceng tuh, gue bisa curi-curi waktu buat nulis blog, nyari informasi, belajar sendiri, sampai ikut webinar kantor gue yang satunya. Pokoknya sih ini udah jadi ideal time buat gue.

PR nya tinggal satu, diet๐Ÿ˜…Salah satu keajaiban dunia nomor 8 yang belum gue pecahkan hingga hari ini. Ayolaah, gue harus menikah dengan gaun semanis cinderella yekan? Gue belum mewujudkan impian gue untuk punya style syari ala unnie-unnie kuriyaaa wkwkwk. 

Di masa ini, gue juga udah ada dalam masa ditanya sana-sini "Kapan kawin" atau kalau ada yang lebih ngaco lagi bakal ditanya, "Lu kapan tuker cincin ama si Paijo (misal namanye Paijo)."

Guys, gue juga mau kawiiin woy!!! Tapi kalo pangeran berkuda belum kunjung muncul di permukaan masak gue harus mengawini diri sendiri? Percayalah gue sudah berdoa sampai membelah diri kayak amoeba biar jodoh gue didekatkan. Masalahnya gue percaya Tuhan maunya gue langsing kayak sedotan dulu baru nikah biar wedding dress gue bisa sexy kayak duyung di laut๐Ÿ‘Š

Until now, menikmati kesendirian itu udah yang paling baik. Gue bisa naksir aktor korea ato hollywood tanpa harus menjaga hati siapa, bisa temenan sama banyak orang, dan untungnya anti baper imnida. Duit untuk diri gue, ngebahagiain orang di sekitar, sedekah, dan nabung sebanyak yang gue bisa.

Btw, gue tentunya jadi punya banyak teman baru dengan berbagai sifat dan kepala masing-masing. Di blok gue ada 6 orang, satu orang ceria kayak gue, satu kalem banget alias Ukhti-ukhti, satunya jago desain (yaiyalah dia kan anak multimedia), satunya maniak fotografi (Another makhluk multimedia), dan satunya lagi programmer peralihan yang labil alias kadang ikhwan kadang bakwan.

Dengan keberagaman manusia semenarik ini, kehidupan kantor seharusnya memang lebih berwarna. Yah, paling enggak gue udah nggak berdiam diri di kamar. Gue bisa ngelihat kehidupan jetset kota kecil gue setiap pagi dan saat sore karena rute jalan gue tuh jalan besar yang utama.

Kalau ditanya lebih bahagia gak sekarang? Bahagia dong! Kan apapun harus berusaha senang dan berpikir positif. Sekarang kalau diajakin main gue udah lebih enjoy karena nyambung dan enggak terlalu banyak khawatir.

Usia gue emang udah cukup uzur yah buat masih nggak memikirkan pernikahan dan segala bengeknya. Cuma gue percaya aja kalo garis tangan kayak gini tuh udah sejalan seperti yang terbaik kata Tuhan sih.

Gue belum move on yaudah gue senyumin aja. Daripada pusing iya nggak?


Monday 22 March 2021

Bayanganmu

 Hai...


Sekali lagi kita bertemu dalam mimpi-mimpi yang sunyi

Tahukah kamu, semalaman aku sulit untuk tidur

Jam dindingku berdetak hening menuju angka 2

Setidaknya saat itulah aku mulai dapat terlelap


Sekali lagi, melihat hadirmu

Seperti biasa, begitu tampak nyata

Aku bermimpi seseorang ingin memintaku menjadi miliknya

Meskipun tanpa cinta, aku tetap menerima pinangannya


Dan disanalah kamu, tersenyum tulus memandang lurus ke arahku

Tadinya aku berharap kamu akan berlari menggenggam jemariku

Namun, kamu hanya diam membisu, tersenyum dengan mata jernihmu yang sendu


Matamu... yang selama ini menjadi bagian favoritku selain wajah teduhmu


Aku bersedih dalam cerita itu

Seolah tubuhku menolak untuk seseorang selain kamu

Kemudian aku menghampirimu, mengajakmu pergi dari hiruk pikuk orang yang berbahagia atas hariku


"Aku perlu bicara sesuatu," pintaku saat itu

Kamu hanya mengangguk seolah tahu apa maksudku


Dan disanalah kita, di suatu tempat entah dimana

Bersembunyi dari situasi yang membingungkan ini


"Aku ingin berterus terang bahwa dulu aku mencintaimu.."

Bibirku bergetar saat berbicara demikian

Mataku menatap getir pada wajah tenangmu yang masih saja tampak istimewa untukku


Kemudian kamu menunduk dalam diam

Dengan pelan membalas ucapan

"Aku juga... aku sama.. aku cinta.."


Hatiku terasa sesak oleh jawaban yang selama ini aku tunggu

Sebagian hitam diriku terus menerus bertanya mengapa baru sekarang?


Aku bertanya, bagaimana dengan sekarang?

Kamu menatapku seolah mengatakan semua masih sama


Kita saling bergenggaman tangan tanpa menatap satu sama lain

Terbata-bata aku masih berusaha mencerna kesimpulan

"So... so we both fallin in love... we are same.. we.."

Aku tak sanggup menyelesaikan kalimatku

Pahit rasanya

Kelu lidahku


Aku hanya menggenggam jemarimu semakin erat

Membahasi kedua tangan kita dengan air mataku


Aku tersedu dalam ketakutan

Dan kini wajahmu tampak muram


Hai... bagaimana ini?

Apakah aku akan benar-benar seperti itu dalam kenyataan?

Tidak bisa melupakanmu dan terus-menerus lari dalam perasaan?


Aku harus bagaimana?

Aku harus berbuat apa?


Telah kupanjatkan senandung rinduku bertubi-tubi pada Yang Kuasa

Jutaan purnama telah aku lalui dengan mendekap erat segenggam cinta yang tidak sudi mau pergi


Kembalilah...

Sembuhkanlah...


Aku masih saja merajuk dengan bayanganmu


Entah mengapa aku semakin rindu


Sore ini hujan akan datang lagi

Mengguyurku yang berjalan pelan dengan kingkong putihku yang menyusuri jalanan


Sekali lagi, memaksaku untuk mengenang jejakmu dimana-mana..

Wednesday 17 March 2021

Surat Cinta Dari Penjagamu

 Hai..

Kamu datang lagi dalam malam-malam sibukku

Apa kabar disana?

Kulihat engkau begitu bahagia dengan duniamu yang baru

Kulihat senyummu kembali merekah

Tak seperti terakhir kita bersua

Cahayamu tertutupi dari entah mengapa


Mungkin kita sama-sama sedang berlari impian yang dahulu

Mungkin pula tanahmu adalah hasil gerusan logika

Mungkin juga aku terlalu nyaman untuk berpindah


Dan disinilah kita.. atau mungkin hanya aku

Sekali lagi, entah dari berapa purna, mengenang jejakmu dimana-mana

Tidakkah engkau lelah mengunjungiku dalam bayangan?


Atau... hanya aku yang terlalu terpaku dalam kisah masa lalu?


Ini bukanlah memori yang menyenangkan

Disaat aku hanya bisa termangu dalam impian

Impian untuk menggapaimu... setidaknya dahulu


Kamu selalu tersenyum dalam mimpiku

Namun, belakangan ini kamu nampak tidak lagi peduli padaku

Kulihat diriku berusaha mencarimu..

Mengejar bayanganmu...

Kemudian terbangun dalam derasnya keringat yang ada di keningku


Aku harus mengaku padamu

Kamu masih ada dalam otakku

Entah apapun itu definisinya

Kamu tidak mau pergi dari sana

Kamu menancap dalam setiap memori remajaku

Memenuhi lantunan doaku yang kini entah ditujukan untuk siapa

Tidak berani membuka lembaran baru dengan entah siapa


Menurutmu apakah aku akan terus hidup seperti ini?

Menanti sesuatu yang tidak pernah pasti?


Menurutmu apakah aku akan terus hidup seperti ini?

Menunggumu datang pada mimpi setiap kali aku bersedih?


Rasanya seperti memeluk angin

Tak tampak dan tak terasa


Rasanya sepeti berjalan di atas awan

Bisa jatuh sewaktu-waktu


Apakah aku marah?

Entahlah!

Kepada siapa aku harus marah?

Bukan pilihan kita untuk punya cerita yang panjang


Lalu apa mauku?

Entahlah!

Kepada siapa aku harus memaksa tahu akhir cerita kita?

Aku terlalu takut untuk mengetahuinya


Bagaimana bila aku berhenti mencintaimu? Kamu lalu pergi

Bagaimana bila kamu berhenti mencintaiku? Aku lalu pergi


Bisakah... bisakah kita berdamai?


Aku akan bersabar hingga cintaku pudar dengan sendirinya

Aku akan tegar bila bukan kamu yang akan menjemputku

Kamu harus bahagia, begitupun aku juga



Kau, ditakdir manakah kita akan bertemu?


Kau, di dunia manakah kita akan bersatu?


Bolehkah aku meminta belas kasih Tuhan untuk menjagamu?

Menjagamu saat kamu terluka

Saat kamu merasa sakit

Saat kamu bersuka cita


Menjagamu... bila kelak kamu tidak lagi menemuiku

Menjagamu.. bila nanti kamu berhenti menjadi bayanganku



 
Catatan Lebay Seorang Dugong Blogger Template by Ipietoon Blogger Template