Sunday 3 January 2016

Jemari satu

Suatu hari aku bertemu hujan
diantara jutaan titik yang membuatku basah aku terpaku
Melihat dua kepala berlindung di pinggir kota
Bajunya nampak kebasahan
Tangan yang satu meraih yang kedua, berusaha berbagi hangat yang tak seberapa..
Ia tersenyum senang, menggenggam keriput jemari satu semakin erat
Mata yang beradu pandang seakan bicara
" betapa beruntung aku hidup sampai tua denganmu.."
Bahagia itu yang beginikah?
Aku masih memperhatikan dari kejauhan
Di sudut lain aku kembali diam
Melihat dua tangan lain menjadi aktornya
Tidak lagi terpaut, kali ini terpisah tak seberapa jauh
Tapi keduanya tertawa di bawah rintik hujan
Berkejaran bergurau seolah dunia hanya dihuni batu bisu
Tangan dua terjatuh, tangan satu merengkuh
Bermain hujan seolah keasyikan yang terbesar
Suatu waktu ia berhenti
Memeluk tangan dua seolah berkata
" aku ingin selalu merasa muda saat bersamamu apapun waktunya.."
Mendefinisikan arti bahagia yang lain nya..
Aku menunduk
Menatap kedua jemariku yang kosong
Rindu sudah hatiku menanti jemari 'satu' ku
Mungkinkah dia sedekat ini atau sejauh itu?
Aku menutup mata memanjatkan surat kepada Tuhan
Berharap suatu saat aku pun digapai jemari 'satu' ku
Lalu cerita bahagia mana yang aku pilih diantara keduanya?
Aku dengan mantab menjawab,
"Aku ingin tetap muda bersama orang yang hidup sampai tua denganku.."
 
Catatan Lebay Seorang Dugong Blogger Template by Ipietoon Blogger Template