Monday 11 September 2023

Senin Slump

 Hari Senin dan huru hara masih berlanjut seputar pekerjaan dan freelance. Tapi, mau gue syukuri aja selagi badan dan pikiran masih mampu melakukan itu.

Gue udah ada di titik pengen liburan banget, wkwkwk. Tapi dompet belum cukup pulih setelah dihajar beli mekbuk awal akhir bulan lalu. Jadi gue harus pikir otak mau nyari tambahan apa lagi?

So far udah ada dua freelance dan rasanya gak sanggup nambah lagi tolong.

Agenda hari ini selain kerja, pengen sedikit tidur setelah ashar meskipun tidur sore kurang baik, dan gym nanti abis isya.

Yes, tidur sore emang gak oke, tapi mata gue udah ga kuat. Gue berencana mau nyuci tas, tapi kepala gue berat banget karena obat. Yaudahlah ya, dilonggarkan dulu wkwk.

Nanti malam mau nonton The Big Bang Theory setelah 3 hari bolos nonton akibat adik pulang ke rumah.

Itu aja dulu karena mau rebahan!

Friday 25 August 2023

Kisah Gede Andika, dari Satu Kondisi menjadi Ribuan Solusi

#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia


Gede Andika mungkin masih merasa bukan siapa-siapa. Namun, berkat usahanya, ratusan anak di Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali, mendapatkan pendidikan bahasa Inggris gratis melalui KREDIBALI yang diciptakannya. 

Tak hanya itu, Andika turut berkontribusi dalam literasi pengelolaan bank sampah dan membantu ratusan penduduk lanjut usia kurang mampu lewat program pembagian beras. Siapakah dia?


Kegelisahan Andika Melihat Anak di Desanya Kesulitan Bersekolah

Bulan Mei 2020 adalah salah satu masa yang berat bagi semua orang di dunia. Pandemi COVID-19 melanda dan kala itu, kekacauan belum menunjukkan tanda-tanda akan pulih dan menghilang. Andika, seorang pria muda dari tanah Pulau Dewata, saat itu pulang ke kampung halamannya tercinta, yakni Desa Pemuteran di Buleleng. Niatnya adalah untuk berpamitan bersama keluarga besarnya. Sebab, dia akan berangkat ke Inggris untuk mengambil S2-nya.

Namun, ia dikejutkan oleh pemandangan yang begitu berbeda. Andika menyaksikan betapa sepinya Pemuteran, di mana biasanya ramai oleh para turis asing. Daerah tersebut memang salah satu tempat yang menjadi langganan kedatangan wisatawan.

Secara geografis, desa ini dianugerahi pantai yang indah dan bukit yang tinggi nan hijau yang memukau pemandangannya. Bahkan, situs Pesona Indonesia dari Kemenparekraf menyebutkan, Pemuteran mempunyai acara tahunan yang terkenal sejak tahun 2015, namanya Pemuteran Bay Festival.

Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai bentuk seni budaya dan kegiatan pelestarian lingkungan, seperti Heritage Culture Gebug Ende, Beach Art Parade, pameran seni, dan masih banyak lagi. Bahkan, Pemuteran Bay Festival masuk ke dalam 100 kalender event di Indonesia.

Andika kembali menerima fakta mengejutkan bahwa banyak anak usia sekolah di Pemuteran terpaksa tidak bisa belajar dengan sistem sekolah online, yang sedang diberlakukan sebagai darurat pandemi. Alasannya adalah keterbatasan gawai yang dimiliki dan kuota internet yang kurang memadai.

“Saya coba untuk mengamati di sekitar saya. Ternyata, banyak anak tidak bisa mengikuti proses belajar. Akhirnya mereka ikut ke sawah untuk mencari rumput untuk sapi milik orang tua mereka, atau ikut ke laut bagi yang orang tuanya berprofesi sebagai nelayan, yang ini berdampak pada putus sekolahnya anak-anak di Desa Pemuteran,” terang Andika dalam pertemuannya di acara Good Movement bersama para pemenang SATU Indonesia Awards lainnya.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tadinya lelaki tersebut sudah berencana melanjutkan studi magister di luar negeri. Terlebih lagi, status kelolosannya mendapatkan beasiswa belajar sudah berada di tangan. Namun, diurungkannya niat tersebut. Hatinya tergugah untuk membantu anak-anak di desanya tercinta dengan mendirikan kursus bahasa Inggris gratis bernama KREDIBALI pada bulan Mei 2020.


KREDIBALI, Menjawab Kesulitan Anak-Anak Pemuteran

KREDIBALI merupakan singkatan dari Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan. Program utamanya adalah pengadaan kursus bahasa Inggris untuk anak-anak tingkat SDใƒผSMP di Desa Pemuteran, Buleleng.

Andika dalam Good Movement yang diadakan oleh GNFI mengatakan bahwa KREDIBALI memungkinkan anak-anak tersebut untuk tetap bisa belajar, meskipun mereka belum bisa mengikuti proses belajar yang ada di sekolah. Kursus tersebut tidak dipungut biaya sepeser pun. Namun, sebagai gantinya, mereka harus membawa sampah plastik yang sudah dikumpulkan dari rumah.

“Saya mencoba menganalisis dan membandingkan, bagaimana kondisi yang sebenarnya pada anak-anak di Desa Pemuteran. Pemuteran terkenal di sektor pariwisata. Kemudian bagaimana agar dalam masa COVID-19, yang di mana orang-orang dalam kondisi sulit secara ekonomi maupun tekanan dari berbagai hal, (saya) bisa menciptakan satu hal yang bermanfaat bagi anak-anak, tapi juga mendapatkan dukungan dari masyarakat?,” tambahnya lagi.

Dirinya memilih bahasa Inggris sebagai fokus utama pembelajarannya karena bisa menjadi ‘investasi jangka panjang’ bagi para anak ini, terutama karena mereka tinggal di daerah pariwisata. Di samping itu, kurikulum juga berkonsep pengenalan literasi lingkungan sejak dini. Andika bersama proyeknya tersebut berusaha menularkan melek bahaya sampah plastik, nilai gunanya, sampai bagaimana cara mengolah limbah ini.

Adapun dengan sampah plastik yang dikumpulkan, limbah rumah tangga tersebut akan ditabung dan ditukar menjadi beras. KREDIBALI bekerja sama dengan salah satu lembaga swadaya masyarakat di Bali. Penukaran beras ditujukan bagi lansia-lansia kurang mampu di sekitar sana.

Pemenang apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 ini berupaya untuk tidak hanya membekali anak-anak di Pemuteran dengan skill berbahasa asing, tetapi juga melakukan literasi peduli lingkungan dengan pengumpulan dan daur ulang sampah plastik tadi. Tentunya, yang tidak kalah ketinggalan, kepekaan sosial mereka bertambah dengan adanya pembagian beras ke masyarakat kurang mampu itu.

“Harapannya agar mereka bisa paham bahwa ‘saya dalam kondisi sulit sekali pun, ternyata masih bisa berbagi dan memperhatikan kondisi lingkungan sosial.’ Jadi, dari sampah yang mereka kumpulkan, mereka juga yang menyalurkan beras tersebut ke lansia-lansia yang membutuhkan.”

Tercatat sekitar 781 kg sampah plastik berhasil dikumpulkan sejak program berjalan di Pemuteran, yang kemudian menjadi 320 kg beras dan diberikan kepada 127 lansia di area sekitar.

Para siswa KREDIBALI sendiri juga menorehkan prestasi yang mengagumkan. Dalam sesinya di Good Movement, Andika dengan bangga menceritakan bahwa ada salah satu peserta didiknya yang bisa mendapatkan beasiswa untuk mengenyam pendidikan di sebuah sekolah internasional di Bali.

Hal itu lantaran anak tersebut pandai berbahasa Inggris dan menjuarai sebuah kompetisi bahasa Inggris. Anak-anak Desa Pemuteran lainnya yang mengikuti KREDIBALI juga perlahan-lahan lebih percaya diri karena mempunyai keahlian bercakap-cakap bahasa asing tersebut.

Kerja keras dan pengorbanan Andika dalam melahirkan program pendidikan nonformal ini patut diacungi jempol. Tak heran, di tahun 2021, satu tahun sejak berdirinya KREDIBALI, ia dianugerahi Penerima Apresiasi Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih Di Masa Pandemi COVID-19 oleh ASTRA.

“Kalau ditimbang-timbang lagi, saya tidak pernah memiliki penyesalan apapun untuk melepas beasiswa S2 kemarin. Karena, kalau saya kemarin mengambil S2, yang memiliki gelar master hanya saya. Tapi, melihat jumlah anak-anak saya di KREDIBALI sekarang, bagaimana dampaknya untuk lingkungan, pendidikan, dan sosial yang dihasilkan, penolakan master yang saya lakukan kemarin itu tidak sebanding dengan hasil yang sekarang ini ada.”


SATU Indonesia Awards Memberi Peluang Gerak KREDIBALI Lebih Luas

Sekali lagi, KREDIBALI berdiri di tengah pandemi COVID-19 yang sedang berkecamuk. Rintangan yang dihadapi oleh Andika yang sudah jelas di depan mata adalah protokol kesehatan dengan menjaga jarak yang sedang digalakkan pemerintah. Namun, syukurnya Pemerintah Desa Pemuteran mendukung aktivitas ini dan bersedia meminjamkan ruang rapat untuk proses belajar-mengajar.

Di samping itu, dengan dinobatkannya Andika sebagai penerima SATU Indonesia Awards di kategori Pejuang Tanpa Pamrih, ia merasa semakin banyak kesempatan untuk bertumbuh, entah bagi dirinya secara personal maupun sebagai penggagas KREDIBALI. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain.

“Banyak sekali kesempatan di media-media lain untuk berbagi cerita dan mendengarkan cerita orang lain juga. Tak hanya ini, kami juga masih berkirim kontak secara aktif dengan ASTRA regional di Bali. Kami juga bisa berkolaborasi dengan Kampung Berseri ASTRA yang ada di Bali juga. Bahkan, terhubung sampai ke berbagai NGO internasional.”

Dampak diapresiasinya KREDIBALI oleh SATU Indonesia Awards juga menular pada semangat belajar masyarakat di Pemuteran. Terbukti, program yang berada di bawah naungan Jejak Literasi Bali tersebut terus meningkat jumlah siswanya, dari yang tadinya 75 anak menjadi 275 anak.


Andika Membentangkan Sayap Kebaikan Lainnya di Batur

Saat ini, program yang diusung Andika tidak hanya berbasis di Pemuteran, tetapi juga berjalan di Gianyar dan Batur. Bedanya, murid di Batur ‘membayar’ kursusnya dengan masing-masing menjaga satu pohon untuk ditumbuhkan. Hal ini dikarenakan Batur memang memiliki masalah penebangan liar pohon, sehingga programnya menyasar pada penghijauan kembali salah satu hutan di sana.

“Outcome yang paling besar yang mencakup ketiga hal tadi (pengajaran bahasa Inggris, edukasi sampah plastik, dan pembagian beras untuk lansia kurang mampu), adalah adanya peningkatan literasi di daerah-daerah pelosok di Bali. Melalui gerakan-gerakan kecil, dari desa, dan kemudian berdampak ke provinsi, dan kemudian juga nasional,” kata Andika.


*Semua gambar diambil oleh pribadi dari YouTube: Jejak Literasi Bali


#Tulisan Kompetisi Anugerah Pewarta Astra 2023

#SATU Indonesia Awards

#Good Challenge 100

#Good Movement

#ASTRA

#GNFI

Sunday 20 August 2023

Dugong di Bulan Agustus

Wah, nggak kerasa udah memasuki Agustus 2023 yang menjelang akhir. Sekaget itu ternyata waktu emang berlalu sangat cepat. Keingat gimana gue cukup anxiety di awal tahun ini karena usia udah semakin tua, merasa belum sepenuhnya berdaya, dan lagi di posisi takut mau planning apa-apa.

Tapi, beberapa keputusan terakhir gue di tahun ini rasanya sangat tepat, karena beberapa problem jadi terselesaikan dengan happy ending.

1. Gue membuka lembaran baru dengan memaafkan banyak orang

Well, tidak banyak yang tahu, kalau di balik keceriaan gue, sebetulnya gue cukup pendendam jadi orang. Meskipun nggak lantas diucapkan di mulut, tapi gue tipikal orang yang agak susah move on kalau kesal sama orang. Sedikit kasus di antaranya malah membuat gue kehilangan teman (yang salah satunya teman dekat sendiri). Soalnya dia salah yang menurut gue prinsipal, kemudian dia menghindar karena gue juga ngehindar.

Tapi, setelah lihat cuplikan video dari Cinta Laura, gue jadi sadar, yah.. memaafkan seseorang itu bukan hanya untuk orang itu, tetapi juga untuk diri sendiri. Soalnya, kita juga yang bakal capek kalau marah terus gak habis-habis. Ngehindari orang juga yang ribet kita sendiri. Daripada lama-lama mikirin itu, yaudah, let it go aja.

Ada catatan dari temen gue yang psikolog, yes memaafkan itu jauh lebih baik. Tapi, make sure hatinya siap untuk itu. Jangan memaksakan diri karena nanti yang ada malah terbiasa nggak memvalidasi perasaan diri๐Ÿ˜ƒ

2. Bersikap bodo amat sometimes perlu

Di usia gue yang tidak lagi 'muda' buat ukuran orang indo dan belum menikah, ya sudah bisa ditebak dong ya, apa yang bakal sering ditanyakan wkwkwk...๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ Jadi, senyumin aja nggak apa-apa. Dijawab juga yang santai aja. Soalnya, pernikahan kan bukan perlombaan juga๐Ÿ˜‚

3. Nggak apa-apa untuk beli sesuatu, meskipun kamu masih ragu

No, gue nggak lagi menyarankan yang baca ini untuk beli aja kalau emang pengen. Tapi, kondisinya adalah gue itu tergolong pelit sama diri sendiri dan mendahulukan kepentingan lainnya. Yes, beli yang kamu butuhkan itu bener, tapi jangan sampai keinginanmu yang meskipun nggak penting sekalipun, jadi terabaikan. Nanti, elu jadi lupa menikmati dan menghargai hidup.

Terus terang, gue lupa apakah pernah nulis di sini. But, let me tell you a short story.

Tahun lalu, teman sekampus gue dulu datang dan nginap cukup lama di rumah gue, dia dari Aceh. Menurut gue, dia anak orang berada. Jadi, wajar banget kalau dia seakan nggak ada beban misal pengen makan di sini, di kafe itu, beli ini dsb. But, ternyata dari dia loh, gue belajar kalau punya hobi atau suka sesuatu itu nggak apa-apa. Nggak peduli usia elu berapa.

Sejak mulai bekerja, gue memang berusaha untuk tidak suka beli-beli something, kecuali emang kebutuhannya. Koleksi, mainan, boneka.. gue berusaha singkirkan. Gue gak mau hidupnya tuh melekat sama sesuatu, biar ruangan lega, barang minim, minim sentimental juga. Karena pengen banget hidup minimalis setelah baca buku tentang minimalism-nya orang Jepang. But, gara-gara itu, gue jadi sulit tahu kebahagiaan yang gue ciptakan untuk diri sendiri sebenarnya apa? Yup, gue merasa bahagia kalau bisa belikan adik makanan yang dia suka, tapi itu kan buat dia? Bukan buat gue.

Ngeliat temen gue ini terasa 'bar-barly' untuk membahagiakan dirinya, gue di titik itu merasa, ternyata diri gue sehampa itu ya? Sebosen itu.. Gue lihat barang-barang di kamar gue, ada yang udah 5 tahun masih dipakai, 3 tahun, 12 tahun aja bahkan masih ada. Intinya, hampir nggak ada barang baru di sana. Lama nggak melakukan apa yang gue mau, nggak tahu apa yang gue sukai. Masihkah gue suka baca buku, menulis, nonton, atau menggambar? Atau gue udah berubah minat? NGGAK TAHU.

Bahkan, gue aja tuh sehari-hari juga hidup cuma untuk kerja dan kerja. Duit juga segitu-gitu aja. Nabung juga nggak seberapa signifikan jumlahnya. Kebutuhan tetap banyak. Kayak yaudah... nggak ada hal keren atau menyenangkan gitu.

Suatu ketika, gue jalan-jalan ke mall. I let myself untuk membawa duit cash lumayan banyak. Terserah lu mau beli apapun, Fa.. Today is yours. Kalau mau tambah duitnya, it's okay! Kayak gitu pikiran gue.

Eh, udah setengah jam muter-muter, gue nggak tahu mau apa. Masuk drugstore, maybe ada skincare yang pengen dibeli, keluar lagi dengan tangan kosong. Ke food court, nggak minat juga. Ke toko baju, ke tempat aksesoris, sepatu, mainan, dsb. Nihil. Bener-bener nggak ada. Gue mau nangis rasanya.

Akhirnya tempat (dan harapan) terakhir gue berhenti di Gramedia, salah satu tempat favorit gue. Pfft, finally kebeli satu barang juga. Sebuah buku self development (which is gue gak suka baca beginian) yang judulnya situasi gue banget, Ketika Aku Tidak Tahu Apa yang Aku Inginkan.

Well, meskipun pada akhirnya buku ini tetap teronggok malas di sudut kamar (udah setahun tapi baru kebaca setengah), gue tetap bangga. Buku ini jadi bukti kalau gue mau berubah lebih memahami diri (ceilah..).

Sekarang, gue udah lebih longgar untuk spend money ke diri sendiri, di luar kebutuhan. Makan enak, mahal dikit, skincare upgrade, beli hape, smart watch, laptop, ke konser musik, tapi tetep bisa nabung, sesekali investasi. It's okay. U can do anything u like, u want, u need. Yay me!!๐Ÿ˜ป๐Ÿ˜ป

4. Ke konser musik

Nggak pernah terbayangkan seorang gue yang sebetulnya introvert dan gasuka musik jedug-jedug atau keramaian, bisa dua tahun berturut-turut nonton konser musik. Padahal, dulunya gue suka konser musik tapi kalau musiknya tuh musik klasik, yang di mana yah... jarang banget kalau di kota gue.

Menutup tahun 2022, gue nonton konser musiknya Kunto Aji feat Nadin Amizah bareng temen Aceh gue (yes, dia keren banget karena berhasil narik gue dari gua sampe ortu ikutan seneng). Meskipun yes, cukup anxiety ngelihat segitu banyak orang di sekeliling gue. Tapi seru banget juga ternyata at the same time! Nyanyi bareng, teriak bareng, saling bantu kalau ada yang pingsan padahal nggak kenal. Wow!

Kemudian, tahun 2023 gue dapat rejeki lagi untuk nonton konser di Prambanan Jazz, meskipun sebetulnya karena dikasih dari kantor. Dua hari, ngajak adik sama ibu, nyanyi bareng (mostly gue gatau lagunya tapi), seruuuu banget!

5. Nonton ke bioskop

Yes, di plan 2023 gue, udah gue tulis bakal nonton ke bioskop 3 kali minimal dalam tahun ini. Udah gue laksanakan nonton satu kali, yaitu Insidious. Tinggal 2 kali lagi minimal untuk 4 bulan ke depan. I will be ready!

6. Konsisten nge-gym

Sebenarnya poin ini udah gue lakukan sejak November 2022 sih, dan konsisten dilakukan sampai sekarang. Jadi, yeah tentunya ada perubahan besar dalam hidup gue, penampilan gue, cara merawat kesehatan, termasuk juga nambah temen-temen dari sana.

7. Beli Macbook a.k.a produk Apple pertama gue

Nggak pernah terbayangkan dalam hidup kalau laptop baru gue malah sebuah Apple product. Bukan apa-apa, tapi gue emang dari dulu kurang tertarik dengan brand satu ini. Karena selain menurut gue 'overprice', gue males banget rasanya untuk adaptasi dari nol dengan sistem OS-nya. Makanya, pas tahun kemarin gue bingung mau beli HP apa, pilihannya tetap di Samsung juga biarpun waktu itu Iphone 11 lagi rame karena turun harga.

Dari awal tahun, laptop inceran gue udah tetap di 2 in 1 nya Lenovo. Karena selain gue pengen punya tablet sekaligus laptop, yah, gue pengen ganti angin segar setelah bertahun-tahun jadi ASUS user.

Eh, waktu budget gue udah cukup, review orang-orang sekitar gue kenceng banget soal M1 nya Macbook. Belum lagi karena harganya udah masuk ke budget gue meskipun di batas atas. Akhirnya, setelah nanya sana-sini, mempersiapkan diri untuk mau belajar lagi, dan meyakinkan diri kalau kebutuhan kerja gue justru akan dimudahkan banyak sama ini barang, gue putuskan beli juga di Digimap.

Gue pilih Digimap karena review bagus, barang tentu udah aman, dan karyawan ngejelasin gue dengan sangat baik sampai dicekin sehari setelah penggunaan (tahu gue tadinya Windows user banget dan se-enggak paham itu perkara epel-epelan).

Dan asli sih, baterainya emang seawet itu. Ini hari Minggu jam 7 malam. Dan ini adalah hari ketiga gue pakai mekbuk tanpa charger sejak Jumat siang lalu. Padahal buat ngetik terus (mostly Jumat sampai Minggu cuma kayak setengah hari), nonton youtube, dan lainnya. Dia juga cepet banget, no lag-lag-an, meskipun gue juga positive thinking bisa jadi karena laptop baru semua pasti begitu.

Memang benar gue butuh banyak banget penyesuaian, termasuk se-sepele delete ke kanan gimana, buka new tab tanpa merubah halaman yang gue lagi baca gimana, dsb. But, teman terbaik gue si Faiz mau berbaik hati memberikan tutorial yang bermanfaat tanpa diminta wkwk๐Ÿ˜‚๐Ÿ‘Œ Google juga bantu gue banget sih.

Selain itu, gue juga siap agak bokek di awal. Macbook case, mouse (kebetulan mouse logi gue yang udah 5 tahun ke atas juga udah mampus wkwk), dan multiport untuk HDD eksternal gue harus segera terbeli. Gue merasa rada aneh tanpa mouse meskipun trackpad apple udah nyaman. Setelah melihat banyak review, gue putuskan untuk tidak menggunakan screen protector, camera protector, dan keyboard protector. Karena meskipun ada resiko yang kenapa-napa, banyak yang bilang resiko kerusakan lebih besar kalau kita gagal pasang protektor misalnya. Dan experience kenyamanan Macbook sendiri jadi berkurang. 

Macbook Air M1 2020 warna rose gold... makasih udah mau nemenin gue sampe beberapa tahun ke depan๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹

8. Buku Quranic Low of Attraction

Ini keren banget sih dan menurut gue must have 2023. Lagi rame di TikTok, gue coba beli pas lagi banyak galau. Surprisingly, ini buku bikin gue tergila-gila meskipun bahasanya sebetulnya kurang cocok di gue, berasa lagi di-interview (pakai anda saya).

9. Lebih rajin bikin konten TikTok

Meskipun masih minim pengalaman, let's try wkwk. Siapa tau someday jadi cuan ;')

10. Aktif di Quora

Views gue harus bisa 500k minimal sampai akhir tahun. Sekarang udah 100k an semoga naik terus ya, hiks.


 

Wednesday 10 May 2023

Rabu yang Kerasa panjang

Yes, today ngerasa hari panjang banget. Bangun tidur ngerasa hari ini udah Kamis (dari Selasa kemarin selalu ngerasa ini Kamis mulu ngahaha). 

Maybe emang minggu ini cukup berat karena kerjaan editing banyak bgt. That's why, badan rontok dan pengen rebahan terus.

Dari sore udah mulai scrolling spa and massage untuk penyegaran diri. Soalnya healing keluar kota belum sempet dan belum siapin budget. Padahal Sabtu besok, emak udah ribut karena mau ngajakin ke Jogja. Sumpah, gue malas banget karena pengen di rumah aja๐Ÿฅฒ

Anyway, today was okay. Jujur baru nyadar satu rumah yang puasa tinggal gue. Soalnya yang lain udah kelar syawalan, gue emang baru bisa mulai. Susu isolate udah teriak-teriak minta dibuka dan dicicip. Gue berencana minum abis nge-gym nanti malam..

Ngeliat euphoria Coldplay, gue jadi bimbang. Pengen nonton gak ya? Kok terntata lagu Coldplay gue banyak banget yang ngerti gitu. Tapi mahal banget mau nangis. Bukan gue gak ada duit, tapi kayak kagak mau budgeting aja.

Ini udah adzan isya. Berarti bentar lagi gue kudu solat terus nge-gym. Aktivitas hari ini selain kerja adalah nulis review di sociolla, ngeblog, nonton film, dan mabar. Such a "productive person".

Satu yang belum kecentang liat-nya. Nulis review skincare di female daily. Soalnya baru nyadar FD sama sociolla beda platform haha ๐Ÿฅฒ

Monday 8 May 2023

another sambat in monday

 Mumpung lagi mood ngeblog, hajar lagi untuk nulis yang kedua.

Apa kabar dugong?

Baik, selain lagi gila karena nafsu makan begitu meningkat (gue udah skip intermitten fasting brapa hari ini sejak lebaran tolooong -_-), gue dalam keadaan baik.

Kesibukan gue sekarang selain jadi pejuang emas antam di sebuah media online besar di Indonesia (cieee) adalah jadi anak gym (motivasi untuk kurus dan ada mas ganteng), les bhs thailand, player nana skin gajah di mobel lejen (eh gue beneran canggih tau!), dan pegiat intermitten fasting dan sgala tetek bengeknya. Yah, alhamdulillah so far bikin gue jadi lebih bagus mood-nya dan merasa (Sedikit) lebih cantik karena kulit jadi bercahaya NGAHAHAHA.

Btw, menemukan rasanya menang karena bisa beli sesuatu dengan jerih payah sendiri itu so trur as fuck. tapi, di sisi lain, gue juga jadi ngerti cara ngehargai duit jadi gamau main-main with that.

Gatau kenapa tetiba gue kangen sama temen-temen SMA gue. ini dikarenakan gak sengaja baca postingan adik kelas di smp yang cerita kalau ketemu jodohnya di smp (jadi si cewek adik kelas gue, si cowo temen sekelas gue). tapi romantisnya adalah ternyata si cowo udah naksir dia dari smp.

ahh, ngebayangin yang indah-indah begitu gue kerasa ngeganjel aja. hahaha.

dan sampe sini, gue udah buntu dong mau nulis apa.

Oke, drama yang lagi ditonton so far adalah mr queen dan bad romeo. btw, gegara bad romeo, gue jadi tergila gila lagi ama mario maurer, dahal ni anack udah tua banget kan ya? tapi mario emg my very first love aktor thai. yang meskipun kemudian dia tergempur oleh aktor aktor tampan lain seperti gun atp, bright vachirawit, dan mile phakphum๐Ÿ˜‹

Makanan favorit so far masih cheese, tapi mulai geser ke healthy food demi masa depan yang lebih baik (dan tidak dihajar personal trainer dengan kardio berat).

minuman favorit masihlah lemon tea, bedanya (lagi-lagi) tanpa gula. gue ganti stevia (ceilah sombong).

well, blog ini emang jadi nggak penting haha. tapi biar deh, kali aja habis ini gue jadi agak rajin nulis hahaha

Aku Mau Menang dari...

Susah banget rasanya untuk konsisten nulis lagi. Padahal rasanya banyak hal seru bisa dibagikan dan dikenang -_- Yah, ini memang judulnya jadi memaklumi diri. Karena profesinya tukang nulis, jadi healing-nya pengen yang nggak ada hubungannya sama menulis. Bahkan, untuk sekadar nyempetin waktu untuk baca buku udah kayak mager.

Kerjaanku untuk healing jadi lebih ke jalan-jalan sendiri atau main game aja. kadang scrolling ke Quora utnuk baca-baca. once again, jadi keinget kata faiz yang dulunya introvert banget (Sekarang masih) tapi healing-nya malah jalan-jalan ketemu orang dan belanja.

Btw, kemarin nggak sengaja nemu konten menarik di TikTok. intinya, si konten kreator udah mau usia 30 tahun dan dia bilang "mau menang dari banyak hal di tahun 2023". at the first, gue kira ini perkara achievement kayak karier, finansial, or something. ternyata nggak.

Dia bilang pengen menang dari kemalasan, susah bangun pagi (tim habis subuh tidur lagi ngacung tangan!), boros yang impulsif, nggak enakan sama orang, dan lain sebagainya.

Gue sebagai generasi "kemakan banyak motivasi self-love" mengamini ini.

Bahkan, mindset gue soal kemenangan aja di awal perkara "mau naik gaji? mau switch career?" dan ternyata gue ngelupain hal-hal yang "kecil" but penting.

Untuk itulah gue balik ke sini. Soalnya rasanya pengen nge-list atau sekadar reminding aja, bahwa masih banyak part of me yang perlu untuk dikalahkan. part of me yang nggak keliatan penting, padahal darurat. It's like, c'mon, gong... lu udah tuwir. emang mau sampai kapan kurang dewasa?

This is part of me that i should pass the challenge:

1. nggak tidur lagi habis subuh (plis, kudu banget). gue kangen lihat matahari terbit, karena mostly for recent years, gue jarang banget liat ini.

2. nggak begadang (udah mulai termenej, akibat sekarang gue anak gym dan mudah ngantuk). tapi, ada baiknya gue udah mapan di kasur maks jam 11 malam (sekarang masih jam 12).

3. kalah dari ngemil. gue udah terbantu banget sejak pake personal trainer dan nge gym smggu 3 kali. tapi sumpah demi apapun, ternyata gue bocah ngemilan -_-

4. rajin menulis diary atau blog (gue padahal udah rajin nulis diary tangan lagi sejak feb 2023, tapi lupa lagi sejak maret tengah).

5. minimalin screen time (masih 5-6 jam sehari) tapi itu udah mending karena sebelumnya bisa lebih dari 8 jam (salahin netflix sama mobel lejen).

6. badan proporsional.

7. rajin tilawah banget.

8. kagak pelit buat diri sendiri (mau beli kopi, mikirnya sampe bertapa seminggu).

Nggak tahu apakah bisa terlaksana lagi dengan baik. tapi nggak ada salahnya kan ya untuk dicoba lagi? mumpung gue masih single dan merdeka. haha -_-

 
Catatan Lebay Seorang Dugong Blogger Template by Ipietoon Blogger Template