Friday 7 September 2018

Surat Rahasia Untukmu

Hai kamu, apa kabar?
Lama tidak berjumpa membuatku rindu
Pada Bulan September favoritku, kini aku telah kembali dari perantauan
Membuatku terpaksa mengenang jejakmu di mana-mana
Apakah kamu masih suka diam-diam membaca tulisanku?
Atau hanya angan semata aku masih merasa kamu berusaha menanyai kabarku?
Kamu menghilang dalam waktu
Dan aku kehilangan celah untuk mencari tahu

Aku masih tetap sama seperti yang lalu
Mencintaimu diam-diam dengan lagu-lagu dalam tulisanku
Entah mengapa, aku rasa kamu sudah benar-benar pergi
Duniamu begitu luas di sana
Kamu permata yang sempurna
Kudengar kamu begitu banyak yang suka
Aku hanya bisa tersenyum samar di sudut-sudut memori

Suatu ketika aku menaiki kingkong putihku yang dulu
Tanpa sadar aku berdegup kencang melihat kaca spionku
Melihat seseorang dalam refleksimu di masa lalu
Kamu, ya.. kamu..
Hingga bertahun-tahun lamanya dalam sepi yang bisu, ternyata kamu tidak juga menyerah dalam otakku...

Aku tidak pernah lagi menghitung tahun dengan jemari
Aku takut hanya akan semakin terluka menunggu sebuah penantian panjang
Bisa jadi kamu bahkan tidak tahu apa yang terjadi setelah kepergianmu
Mungkin saja kamu tidak sadar, bahwa jauh di tempat sunyi, seseorang masih saja berharap kepadamu

Bulan ini adalah bulan favoritku
Langit rupanya sedang mulai mempersiapkan hadiahnya untuk ulang tahunku
Kamu bisa melihat mengapa hari-hari mulai terus biru kehitaman
Kamu ingat kan, aku suka hujan? Saat hujan kembali turun nanti, habis sudah rasanya
Rindu kepadamu akan menari lagi seperti dentuman air di genteng
Hujan memang bukan salah satu lakon kisah-kisah kita
Hanya saja... hujan selalu menjadi penyampai pesanku untukmu di masa dulu

Dengarkan, aku ingin mengaku sesuatu
Aku telah jatuh cinta pada seseorang yang menyenangkan
Ia bernama Dilan, lakon dalam salah satu novel favoritku sepanjang musim tanpa hujan
Bagiku ia begitu berarti
Dilan yang membuatku tersenyum tanpa mengingat perih dalam hati
Berminggu-minggu hatiku buncah oleh namanya
Hariku habis dalam ilusi yang semu, bahwa Dilan suatu saat nanti akan menghampiriku
Dilan... Dilan... Dilan...
Oh sungguh, aku begitu jatuh cinta padanya
Jika sebenarnya aku mengharapkan kamu cemburu, sebetulnya benar
Dalam imajinasiku, kamu segera mencari buku Dilan segera setelah membaca suratku ini
Dia memang bukan cowok pecinta hujan, tetapi dengannya aku merasa kegilaan beterbangan

Ya, kamu memang sangat berbeda dengan dia, hingga membuatku menghela nafas lega
Setidaknya kali ini aku tidak lagi membandingkan cowok manapun dengan dirimu
Ini salahmu, terlalu melekat pada hampir setiap aspek kehidupanku

Jika kamu bukan takdirku, kuharap jodohku nanti bukanlah orang seperti kamu
Bayang-bayangmu harus hilang selamanya bukan?
Aku ingin berhenti membandingkan kamu dengan siapapun di bumi ini
Aku ingin bertatap muka denganmu tanpa cinta, bersama pria tampan di sebelahku
Aku ingin suatu saat nanti bisa menjabat tangan istri cantikmu
Aku ingin berbisik untuk terus menjagamu dan bayang-bayangmu

Jangan lagi lari-lari menghampiri aku
Tahu tidak? Sebetulnya sejak kepergianmu aku selalu bermimpi tentang kamu
Kamu akan datang setiap malam ulang tahunku, mengucapkan sesuatu dengan senyummu
Kamu selalu datang saat aku menangis
Kamu selalu datang saat aku memutuskan untuk berhenti menunggumu
Kamu selalu berhasil menghentikan langkahku dari apapun upaya itu untuk menghapus ceritamu

Kamu, tidakkah kamu kasihan terhadapku?
Dalam diam aku selalu mereka-reka segala kisah kita 
Aku akan menangis jika terlalu marah kepadamu
Aku akan tertawa jika merasa kamu masih memperhatikanku
Bahkan aku bisa sulit tidur semalam jika bertemu dengan manusia mirip kamu
Dalam diam, seolah-olah kamu hidup dengan nyata di sampingku
Padahal, aku pun tak tahu sedang apa kamu di sana
Bahkan, keberadaanmu pun aku enggan bertanya pada siapapun

Kamu bukan takdirku kan?
Aku yakin kamu sedang mempersiapkan dirimu sebaik mungkin
Yang aku dengar, kamu ingin segera menjemput cinta sejatimu
Yang aku tahu, sepertinya itu bukanlah aku......

0 comments:

Post a Comment

 
Catatan Lebay Seorang Dugong Blogger Template by Ipietoon Blogger Template