melebarkan sayap membentangkan segala seluas luasnya
meneguhkan satu dasawarsa anggun di puncak puncak nirwana
yang disana terdiam lugu
menggeleng pelan tidak mau mengganggu
lalu ia meraih jemarinya
menyesapkan dunia baru bergelombang di ujung syarafnya
seperti dua bait dua bait syair
berjalan jalan di glosarium tua rumitnya
saat api segan membakar lagi baranya
di situ penghujung asa ditekankan perlahan
aku yang bodoh hanya mampu menjawab nanar
masih menggenggam jemarinya
melepaskan semua berat di pundi pundi nafas
mendengar lirih sendu biduan para bidadari
lalu ia melepaskan jemarinya
menatapnya lalu pergi dengan berlari
yang di sana diam menangis lirih
lirih lirih yang sayup menembus dinding jiwa
aku yang bodoh hanya mampu berlari saja
menghindari semua yang harusnya jadi suratannya
aku yang terjerembab di lubang dingin
ia yang mati menangis di tengah hamparan
tiada yang tersisa lagi kehidupan
mati saja...
seperti dua bait dua bait syair
berjalan jalan di glosarium tua rumitnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment