yang melebarkan sayap..
titik titik embun yang bergoyang dengan lirih
ebenezer tersenyum lemah menatap gumpalan kapas panas
di pelupuk matanya terbentang ribuan sirkus manis pengguncang dunia
ada yang buruk rupa.. ada yang lembut nuraninya
tentu bukan hal yang mudah membuatnya menjadi bau estetika
terlebih semu.. bukan sesuatu yang nyata
di saat saat mendidih emosi tertawa
demon yang menutup lamat lamat
angel hanya terpekur lesu menatap merah berkobar
kau tahu siapa dalang di balik sirkus ebenezer?
terlebih ini terlihat seperti ilusi tingkat jenius!
tak ada yang paham selain imajinator itu sendiri
sekarang... pisau bermata licik menyipit di antara daging ebenezer
bergerak cepat ke depan dan belakang
tanpa suara decitan tulang..
merah antagonis menari berjatuhan
demon berteriak puas
" lagi!! ", teriaknya
" lagi.. lagi dan lagi.. "
lagi lagi angel hanya dapat membisu
ebenezer terjatuh di antara coklat yang mulai basah
kau tahu? mentari menggeleng marah
menepuk pantat para burung gagak agar cepat mengitari calon bangkai neraka
kini angel perlahan mendekatinya
menggenggam jemari rapuh seonggok daging berdebu
ebenezer kini menangis, kawan!
ia menangis tersedu sedu
" apakah aku masih bisa terbang ke surga? "
angel menggeleng penuh iba
otaknya sepersekian detik menangkap sinyal hitam
neuron terbujur lurus menyeberang pada jembatan lain
ya, dia amat paham konsekuensi itu!
ebenezer menangis semakin dalam
sungguh menyayat, kawan!
saat sukmanya semakin naik ke atas
matanya mengerjap rindu pada cinta yang ia tinggalkan
sebelum sukma habis tercabut ia memohon
" biarkan aku melepas rinduku untuk mama. "
angel terpengkur.. menatap kosong
tidak ada waktu lagi untuknya
ia meregang dengan secuil sukma di ubun ubun
kau tahu? demon mengkhianati pengikutnya
Monday, 19 March 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment